Jelaskan Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka – Diterimanya Pancasila sebagai landasan bernegara dan juga pandangan hidup berbangsa memiliki konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai landasan fundamental, landasan dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila terdiri dari 5 prinsip yang pada dasarnya mengandung lima nilai pokok yang esensial.
Nilai-nilai Dasar Pancasila adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Bangsa Indonesia, nilai demokrasi yang dilandasi kearifan dalam pertimbangan / keterwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. orang-orang. Sederhananya, nilai-nilai standar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai yang diutamakan, dan juga nilai keadilan.
Nilai standar Pancasila bisa menyesuaikan dengan momen. Sederhananya, nilai-nilai tersebut masih bisa sering diterapkan dalam berbagai kehidupan bangsa. Sebab, Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Tahukah Anda apa itu ideologi terbuka? Seberapa berharga visibilitas Pancasila? Nah, Anda dapat mengetahui tanggapan atas pertanyaan ini setelah Anda memeriksa produk yang sesuai.
Hakikat Ideologi Terbuka
Sebagai sebuah sistem ide, ideologi sangat bersifat alamiah jika mengambil sumber daya atau pemandangan dari sudut pandang serta sudut pandang kehidupan negara. Hal ini tentunya akan menjadikan ideologi berkreasi sesuai dengan kemajuan kebudayaan dan kecerdasan kehidupan bangsa.
Hal ini menunjukkan bahwa ideologi bersifat terbuka dengan selalu mendorong tumbuhnya ideologi baru tentang ideologi, tanpa harus melepaskan identitasnya. Masalah ini tentu akan sangat beragam, jika ideologi itu berakar pada nilai-nilai yang bersumber dari luar negeri atau pemikiran pribadi. Ideologi seperti itu tentunya akan kaku dan cenderung dogmatis sempit. Sederhananya, odeologi itu tertutup.
Baca juga: Jelaskan Mengapa Negara Singapura Lebih Berfokus pada Perdagangan dan Industri
Ciri dari ideologi terbuka adalah bahwa nilai-nilai serta cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, tetapi ditarik keluar dan diekstraksi dari keragaman spiritual, moral dan juga budaya itu sendiri. Ini didasarkan pada konsensus lingkungan, tidak dikembangkan oleh negara, namun ditemukan dalam budaya itu sendiri. Akibatnya, ideologi terbuka menjadi milik semua individu, budaya dapat menemukan dirinya di dalamnya.
Ideologi terbuka memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ideologi tertutup. Keuntungan-keuntungan ini dapat kita temukan dengan membandingkan atribut kedua latar belakang ideologis tersebut. Yang menganut di bawah ini adalah perbedaan antara ideologi yang terbuka dan juga ideologi yang tertutup.
Ideologi Terbuka
- Sistem berpikir terbuka
- Nilai-nilai dan juga cita-cita tidak ditegakkan dari luar, tetapi dihilangkan serta disingkirkan dari jangkauan luas spiritual, etika dan budaya masyarakat itu sendiri
- Dasar pembentukan ideologis bukanlah keyakinan ideologis suatu tim, tetapi hasil pertimbangan dan kontrak dari komunitas itu sendiri.
- Bukan diproduksi oleh negara, tetapi oleh budaya itu sendiri untuk memastikan bahwa ideologi adalah milik semua individu atau anggota budaya
- Tidak hanya dibenarkan, namun dibutuhkan oleh semua anggota budaya.
- Komponen tidak berfungsi. Ini baru operasional ketika telah diterjemahkan langsung menjadi alat dalam bentuk konstitusi atau undang-undang undang-undang lainnya.
- Berkembang terus-menerus sesuai dengan perkembangan aspirasi, pemikiran dan percepatan daerah dalam memahami keinginannya untuk hidup berbangsa dalam mencapai harga diri manusia.
Ideologi Tertutup
- Sistem penalaran tertutup
- Memiliki kecenderungan untuk dituntut mengambil nilai ideologis dari luar masyarakat yang tidak sesuai dengan kepercayaan dan gagasan masyarakat.
- Dasar perkembangannya adalah kesempurnaan ideologis atau ide-ide dari seorang pribadi atau sekelompok individu.
- Pada hakikatnya ideologi itu diciptakan oleh negara, dalam hal ini pemimpin negara yang mutlak harus dianut oleh semua orang yang berbudaya.
- Pada dasarnya ideologi hanya dibutuhkan oleh penguasa negara untuk melanjutkan kekuasaannya serta cenderung memiliki nilai kebenaran hanya dari sudut pandang penguasa.
- Komponen-komponennya terdiri dari tuntutan konkrit maupun fungsional yang sifatnya sulit yang harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat.
- Tertutup untuk pemikiran baru yang terbentuk di lingkungan sekitar.
Dari penjelasan di atas, ideologi terbuka tentu berada di atas ideologi tertutup. Ini membuat ideologi terbuka tidak hanya dijamin, tetapi dibutuhkan oleh banyak negara. Sangat spesifik bahwa negara yang berpegang pada sistem ideologis yang tertutup seperti negara komunis akan mengalami keruntuhan ideologis.
Dalam artian bangsa tidak mampu membendung tekanan yang muncul baik dari dalam maupun luar bangsa, yang akibatnya ideologi bangsa ditinggalkan oleh rakyatnya sendiri.
Baca juga: Mengapa Budaya Indonesia Sangat Beraneka Ragam
Sekarang Coba Jelaskan Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka!
Penjelasan: Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan sudut pandang bangsa, sehingga pemenuhan prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Meskipun Pancasila terbuka, bukan berarti visibilitasnya tetap sedemikian rupa sehingga dapat merusak atau meniadakan identitas Pancasila itu sendiri. Visibilitas Pancasila mengandung makna bahwa Pancasila senantiasa mampu bergerak dinamis. Nilai-nilai Pancasila memang tidak berubah, namun penerapannya disesuaikan dengan tuntutan dan kendala nyata yang kita hadapi sepanjang masa. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa ideologi Pancasila itu aktual, dinamis, menanti dan juga selalu mampu beradaptasi dengan momen, ilmu pengetahuan dan juga teknologi seiring dengan dinamika kemajuan keinginan masyarakat.
Berdasarkan Rangkuman di Atas, Visibilitas Ideologi Pancasila Memiliki Nilai-nilai yang Melekat:
Nilai Dasar
Nilai Dasar yaitu inti sari dari 5 sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kependudukan, Keadilan. Nilai standar ini bersifat universal, sehingga mencakup cita-cita, tujuan, dan nilai yang sangat baik dan tepat. Nilai dasar ini dijaga serta dihubungkan dengan kelangsungan hidup bangsa. Nilai standar ini lebih dijabarkan dalam tulisan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Nilai Instrumental
Nilai instrumental, terutama penjelasan lebih lanjut tentang nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya, program-program kemajuan yang bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman, aspirasi lingkungan, regulasi, dan juga departemen sebagai pelaksana juga bisa tercipta. Dalam aspek ini, modifikasi selalu dapat dilakukan.
Baca juga: Panjang Pendeknya Bunyi Disebut
Nilai Praksis
Nilai praksis yaitu kesadaran akan nilai-nilai krusial dalam sebuah pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam perwujudan amalan ini, penjabaran nilai-nilai pancasila terus berkembang dan perubahan serta penyempurnaan (pembaharuan) selalu dapat dilakukan sesuai dengan momen dan ambisi budaya. Inilah mengapa ideologi Pancasila adalah ideologi terbuka.
Selain memiliki aspek-aspek ideal berupa cita-cita, pemikiran dan nilai-nilai yang dianggap sangat baik, ideologi juga harus memiliki standar yang jelas. Sebab, sebuah ideologi harus memiliki kemampuan untuk diakui dalam realitas. Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki 3 ukuran, yaitu:
Dimensi Idealisme
Pengukuran ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu sistematis, berakal, dan teliti pada dasarnya berakar pada pendekatan Pancasila. Karena setiap ideologi berakar pada nilai filosofis atau sistem filosofis. Dimensi optimisme yang terkandung dalam Pancasila mampu menawarkan harapan, optimisme serta memiliki kemampuan untuk mendorong motivasi para penggemarnya untuk mencapai cita-citanya.
Dimensi Normatif
Dimensi ini mengisyaratkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu didefinisikan dalam sistem norma, sebagaimana dalam norma agama. Dalam pengertian ini Pancasila dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tatanan hukum terbesar di negara Republik Indonesia dan sekaligus menjadi standar fundamental (asas-asas dasar negara). Dengan kata lain, agar Pancasila dapat diartikan sebagai tindakan operasional, diperlukan norma atau aturan hukum yang jelas.
Dimensi Realitas
Dimensi ini menunjukkan bahwa ideologi harus mampu mencerminkan fakta kehidupan yang berkembang dalam budaya. Sederhananya, Pancasila memiliki keserbagunaan yang memungkinkan bahkan merangsang kemajuan gagasan-gagasan baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau menolak esensi yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila perlu dijelaskan dalam kehidupan nyata individu-individu yang dimilikinya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara (Alfian, 1992: 195).
Berdasarkan dimensi yang dimiliki Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila:
- Ia tidak optimis, yaitu hanya sebuah sistem ide yang jauh dari kehidupan sehari-hari yang nyata.
- Ini bukan sekedar pengajaran yang tertutup, tetapi lebih merupakan standar yang optimis, aktual dan juga reformatif dengan kemampuan melakukan perubahan.
- Ia bukanlah ideologi praktis, yang hanya menonjolkan sisi praktis tanpa ada unsur optimisme.
Pancasila tentu bukan ideologi tertutup, melainkan ideologi terbuka. Meski demikian, bagaimanapun visibilitas Pancasila bukan berarti tanpa batas. Keterbukaan ideologi Pancasila perlu selalu difokuskan pada:
- Keamanan nasional yang dinamis
- Larangan memasukkan sugesti yang mengandung nilai-nilai ideologi Marxisme, Leninisme dan komunisme
- Untuk melindungi terhadap liberalisme dari pendirian
- Pembatasan terhadap pandangan keras yang mengganggu kehidupan individu
- Penciptaan standar baru harus melalui konsensus
Materi Penutup (Jelaskan Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka)
Demikian uraian kami kali ini mengenai produk PKn dengan judul: Jelaskan Posisi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka. Dengan sedikit keberuntungan, ini dapat bermanfaat bagi murid di mana pun mereka berada. Tetap bersemangat untuk menemukan, mencapai tujuan yang terhormat, dan mengatasi dunia dengan penelitian ilmiah!
Jelaskan Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka